Sabtu, 15 Mei 2010

Obama Yakinkan Sekutu di Asia

KTT ASEAN
Presiden Obama akan menghadiri KTT ASEAN di Singapur
Presiden Amerika Serikat Barack Obama banyak memangku banyak status menjadi yang pertama.

Pemimpin Amerika pertama yang berkulit hitam ini juga presiden Amerika pertama yang semasa kecil pernah tinggal di Asia - mengutip istilah seorang pejabat negara itu dia adalah presiden pertama dengan "orientasi Asia Pasifik.

Presiden Obama akan mencoba mengambil keuntungan dari fakta ini dalam rangkaian kunjungan satu minggu ke Asia.

Dia berniat membangun dan meningkatkan hubungan penting dengan sekutu dan negara pesaing di wilayah itu.

Dia akan membicarakan sejumlah besar masalah - sebagian merupakan masalah yang mengganggu seperti perdagangan global, nilai mata uang Cina dan hutang Amerika, serta bagaimana berurusan dengan Korea Utara dan Birma ditambah dengan perubahan iklim.

Dia juga akan menjadi presiden Amerika pertama yang menghadiri KTT ASEAN di Singapura.

Hubungan saling menguntungkan

Langkah itu menurut Ben Rhodes, pejabat senior di Dewan Keamanan Nasional, merupakan pertanda jelas akan "komitmen kuat presiden untuk bekerja sama secara menyeluruh dengan mitra Asia".

Topeng Obama
Pembuat mainan Jepang membuat topeng Obama

"Dia mengerti bahwa masa depan kemakmuran dan keamanan negara kita sangat terkait dengan wilayah dunia ini," ujar Rhodes kepada para wartawan.

Sementara masa depan Amerika mungkin terkait dengan Asia, wilayah ini juga tergantung pada Amerika Serikat - terutama di bidang perdagangan atau target kebijakan luar negeri.

Itu sebabnya perjalanan kali ini sangat penting.

Wilayah Asia membeli sekitar 25% ekspor Amerika - 1,6 juta lapangan kerja di Amerika Serikat sangat tergantung pada pasar ekspor.

Di saat krisis ekonomi terjadi, masalah ini semakin penting.

Wakil penasehat keamanan nasional urusan masalah ekonomi, Michael Froman, mengatakan Amerika ingin memastikan negara-negara di Asia "mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang seimbang, membuka pasar, mengijinkan kami memperluas ekspor ke wilayah dan menciptakan lapangan kerja di sektor berorientasi ekspor di Amerika".

Tahun depan pertumbuhan ekonomi di wilayah Asia diperkirakan mencapai 7%.

Perjalanan, yang meliputi Jepang, Korea Selatan dan Cina, ini bertujuan mengirim pesan bahwa Washington masih merupakan pemain yang kuat di wilayah. Dan juga untuk meyakinkan sekutu Amerika yang khawatir dengan kekuatan Cina untuk menguasai.